Foto: Copyright Thinkstockphotos.com
Vemale.com - Mioma, dikenal juga dengan sebutan fibromyomas, fibroin dan neoplasma ini merupakan tumor jinak yang paling umum terjadi pada wanita. Seperti dilansir dalam lamanwww.med-help.net, mioma ini merupakan salah satu penyakit reproduksi pada wanita yang umumnya terjadi di dalam korpus uteri, meski dalam beberapa kasus juga bisa terjadi di leher rahim atau ligamen yang luas.
Mioma biasanya terjadi pada wanita di atas usia 35. Penyebab dari mioma ini tidak diketahui, tetapi tingkat yang berlebihan dari estrogen dan hormon manusia (HGH) diduga mempengaruhi pembentukan tumor dengan merangsang unsur fibromuskular.
Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan ukuran tumor dan tingkat HGH. Ketika produksi estrogen menurun, mioma biasanya akan mengecil, bahkan hilang dengan sendirinya (biasanya terjadi setelah menopause).
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit mioma ini berupa sakit pada perut, submukosa hypermenorrhea (pendarahan berlebihan saat menstruasi), serta dismenore (menstruasi abnormal menyakitkan).
Pengobatan bagi penyakit mioma yang masih kecil biasanya bisa dilakukan dengan operasi pengangkatan. Sementara jika ukuran mioma ini sudah membesar sehingga menyebabkan obstruksi usus, maka penanganan berupa histerektomi diperlukan.
Bagi wanita hamil yang menderita mioma, jika uterus pasien tidak lebih besar dari 6 bulan uterus normal pada minggu ke-16 kehamilan, maka kehamilan akan tetap aman dan tidak diperlukan operasi. Namun, jika seorang wanita hamil memiliki rahim leiomiomatus dengan ukuran uterus 5 samapai 6 bulan normal pada minggu ke-9 kehamilan, maka aborsi spontan mungkin diperlukan, terutama jika itu merupakan mioma serviks.
Nah, itulah informasi seputar mioma. Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan kita seputar kesehatan dan masalah pada sistem reproduksi kita ya.
Mioma biasanya terjadi pada wanita di atas usia 35. Penyebab dari mioma ini tidak diketahui, tetapi tingkat yang berlebihan dari estrogen dan hormon manusia (HGH) diduga mempengaruhi pembentukan tumor dengan merangsang unsur fibromuskular.
Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan ukuran tumor dan tingkat HGH. Ketika produksi estrogen menurun, mioma biasanya akan mengecil, bahkan hilang dengan sendirinya (biasanya terjadi setelah menopause).
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit mioma ini berupa sakit pada perut, submukosa hypermenorrhea (pendarahan berlebihan saat menstruasi), serta dismenore (menstruasi abnormal menyakitkan).
Pengobatan bagi penyakit mioma yang masih kecil biasanya bisa dilakukan dengan operasi pengangkatan. Sementara jika ukuran mioma ini sudah membesar sehingga menyebabkan obstruksi usus, maka penanganan berupa histerektomi diperlukan.
Bagi wanita hamil yang menderita mioma, jika uterus pasien tidak lebih besar dari 6 bulan uterus normal pada minggu ke-16 kehamilan, maka kehamilan akan tetap aman dan tidak diperlukan operasi. Namun, jika seorang wanita hamil memiliki rahim leiomiomatus dengan ukuran uterus 5 samapai 6 bulan normal pada minggu ke-9 kehamilan, maka aborsi spontan mungkin diperlukan, terutama jika itu merupakan mioma serviks.
Nah, itulah informasi seputar mioma. Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan kita seputar kesehatan dan masalah pada sistem reproduksi kita ya.
No comments:
Post a Comment